Mengamankan Komputer Rumah / WARNET di Internet
Onno W. Purbo
Pada saat komputer kita di rumah
/ WARNET terkait ke internet, maka akan ada tiga (3) hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
- Confidentiality – informasi hanya tersedia bagi orang
yang mempunyai hak untuk mengakses informasi yang di maksud.
- Integrity – informasi hanya dapat di ubah oleh orang
yang mempunyai hak (autorisasi) untuk melakukan hal tersebut.
- Availability – informasi harus bisa di akses pada
saat informasi tersebut dibutuhkan oleh yang berhak.
Ke tiga hal ini berlaku untuk kita sebagai pengguna biasa,
maupun untuk kantoran atau jaringan di pemerintahan. Tidak ada seorangpun yang
suka jika ada orang tak dikenal melihat-lihat dokumen penting yang kita miliki.
Kita juga pasti menginginkan semua hal yang dilakukan mengunakan komputer dapat
dilakukan secara rahasia, apakah itu mencek saham di BEJ atau mengirimkan
e-mail ke keluarga & teman. Juga, kita biasanya menginginkan bahwa pada
saat kita masuk ke komputer informasi yang kita butuhkan tetap ada pada saat
kita butuhkan.
Beberapa resiko keamanan memang
timbul karena adanya intruder yang masuk dari Internet. Di samping itu, masih ada resiko keamanan yang terjadi tanpa
adanya akses ke Internet, seperti kerusakan harddisk, pencuri, mati lampu.
Sialnya, memang sulit sekali untuk mempersiapkan diri untuk semua jenis resiko
yang ada. Untungnya, masih ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita ambil
untuk mempersiapkan diri terhadap berbagai sekarang yang ada.
Ada beberapa metoda yang umumnya
digunakan oleh intruder untuk mengambil alih kontrol komputer kita di rumah,
beberapa diantaranya adalah:
- Trojan horse programs
- Back door & remote administration programs
- Denial of Service
- Menjadi perantara untuk serangan yang lain.
- Windows shares yang tidak terproteksi.
- Mobile code (Java, JavaScript, and ActiveX)
- Cross-site scripting
- E-mail spoofing
- E-mail-borne viruses
- Hidden file extensions
- Chat clients
- Packet sniffing
Trojan horse program –
adalah cara paling umum yang digunakan oleh intruder untuk menipu kita (sering
kali di sebut sebagai “sociel engineering”); dengan Trojan horse program mereka
menginstall program “back door” yang memudahkan mereka mengakses komputer kita
tanpa sepengetahuan kita. Trojan horse program akan mengubah konfigurasi
komputer kita dan menginfeksinya dengan virus komputer.
Back door & remote
administration program – pada komputer Windows, ada tiga (3) software yang
serung digunakan, yaitu: BackOrifice, Netbus, & SubSeven. Ketiga back door
/ remote administration program, setelah di instal, akan membuka kemungkinan
orang lain untuk mengakses & mengontrol komputer kita.
Denial of Service (DoS) –
adalah jenis serangan yang menyebabkan komputer kita crash atau sibuk memproses
data yang menyebabkan kita tidak dapat menggunakan untuk kepentingan kita
sendiri. Biasanya jika kita menggunakan software yang terbaru, software
tersebut sudah siap untuk melawan DoS. Perlu dicatat bahwa pada serangan DoS,
komputer kita bisa saja di set menjadi salah satu penyebab DoS tersebut.
Menjadi perantara untuk
serangan yang lain – intruder sangat sering menggunakan komputer yang di
compromised (di kuasai) untuk tempat menyerang sistem lain. Contoh sederhana
adalah bagaimana teknik serangan Distributed Denial of Service (DDoS)
dilakukan. Pada serangan DDoS, intruder akan menginstall “agen” (biasanya
berupa program Trojan Horse) di komputer yang di compromised menunggu instruksi
lebih lanjut. Setelah cukup banyak komputer yang disiapkan, dengan sebuah
perintah proses serangan DDoS akan dilakukan ke sebuah sistem. Artinya,
komputer yang kita miliki menjadi alat yang sangat effisien untuk serangan
lain.
Unprotected Windows shares
– dapat di eksplotasi oleh intruder untuk menempatkan software-nya di komputer
Windows dalam jumlah besar sekaligus yang terkait ke Internet. Karena keamanan
di Internet sebetulnya saling terkait, maka sebuah komputer yang dikuasai
interuder bukan hanya memberikan masalah bagi pemilik komputer itu, tapi juga
untuk banyak komputer lain di Internet. Resiko ini sangat tinggi, apalagi cukup
banyak komputer dengan jaringan Windows yang tidak terproteksi yang terkait di
Internet. Distributed attack tools, virus, worms seperti 911 worm merupakan
beberapa contoh serangan melalui Windows share yang terbuka.
Mobile code (Java/JavaScript/ActiveX)
– dengan bahasa pemrograman Java, JavaScript, & ActiveX memungkinkan Web
developer untuk mengembangkan software yang akan dijalan oleh Web browser anda.
Biasanya program tersebut baik-baik saja, tapi kadang-kadang dapat digunakan
oleh intruder untuk maksud yang tidak baik. Oleh karena itu, ada baik-nya
men-disable Web browser anda untuk tidak menjalankan script. Selain di Web
browser, program e-mail klien juga sebaiknya di disable agar tidak menjalankan
script.
Cross-site scripting
- Seorang Web developer yang jahat akan
mengirimkan script ke web browser kita pada saat kita memasukan data seperti
URL, elemen pada formulir, atau permintaan database. Script jahat akan dikirimkan bersama responds situs
Web sesuai permintaan yang diminta; akhirnya script jahat akan mendekam di web
browser anda.
Konsekuensi terbukanya web browser ke script jahat, antara
lain adalah:
- Mengikuti link yang tidak bisa di percaya di halaman
Web, berita e-mail, atau posting di newsgroups.
- Menggunakan formulir interaktif pada situs yang tidak
bisa dipercaya.
- Memperhatikan halaman Web yang isinya ditimbulkan
secara dinamis oleh orang lain.
- Anda akan terhubung (link) ke situs yang tampaknya
aman, dan mengisi form di situs tersebut yang sebetulnya tidak bisa
dipercaya, atau mencari database di situ.
E-mail spoofing – terjadi
pada saat sebuah berita e-mail tampaknya seperti datang dari seseorang, akan
tetapi sebenarnya datang dari orang lain. E-mail spoofing ini seringkali
digunakan untuk menipu seseorang yang akhirnya menyebabkan pengeluaran komentar
yang tidak baik atau melepaskan informasi yang sensitif seperti password. Perlu
dicatat bahwa tidak ada adminitrator di ISP yang akan meminta password anda,
pada kondisi apapun.
E-mail membawa virus –
virus & berbagai program yang jahat di sebar luaskan melalui attachment di
e-mail. Sebelum membuka attachment, ada baiknya melihat siapa yang mengirim.
Sebaiknya jangan membuka kiriman attachment yang berupa program / script yang
mencurigakan walaupun itu dikirim oleh orang yang kita kenal. Jangan
mengirimkan program ke orang lain, hanya karena menarik, bukan mustahil program
tersebut merupakan trojan horse.
Hidden file extensions – sistem operasi Windows
mempunyai pilihan "Hide file extensions for known file types".
Pilihan ini di enable dalam default setting Windows, user bisa saja men-disable
pilihan tersebut agar tidak di eksploitasi oleh virus. Serangan besar pertama
yang mengeksploitasi hidden file extension adalah VBS/LoveLetter worm yang
membawa e-mail attachment dengan nama
"LOVE-LETTER-FOR-YOU.TXT.vbs".
Tentunya masih banyak lagi virus jenis ini dengan file extension .vbs,
.exe, .pif – sering kali terlihat aman karena seperti menggunakan extension
.txt, .mpg, .avi.
Chat klien – aplikasi
Internet chat, seperti instant messaging dan Internet Relay Chat (IRC),
mempunyai mekanisme agar informasi di kirimkan dua arah antara komputer di
Internet. Chat klien memungkinkan sekelompok individu bertukar dialog, URL web,
dan berbagai file. Karena banyak chat klien memungkinkan untuk mengirimkan
program, maka resiko yang ada sama dengan virus yang dikirim melalui attachment
e-mail.
Packet sniffing – paket
sniffer adalah program untuk menangkap informasi dalam paket data pada saat
data bergerak di jaringan. Data ini mungkin termasuk username, password dan
berbagai informasi rahasia yang dikirim dalam bentuk teks. Bayangkan jika
banyak username & password yang bisa di curi oleh intruder. Sialnya,
program packet sniffer belum tentu membutuhkan ijin level administrator untuk menginstallnya. Yang
cukup berbahaya adalah rekan-rekan WARNET, rumah, kantor yang menggunakan
sambungan kabel modem (terutama di Jakarta) karena packet sniffer menangkap
username & password anda & seluruh tetangga anda.
Di samping serangan yang sangat
soft di atas, ada beberapa resiko lain yang juga akan membuat pusing kepala
kita walaupun tanpa sambungan ke Internet sama sekali. Beberapa diantaranya
adalah harddisk crash (kehilangan data penting), matinya PLN, pencuri yang
mungkin mengambil laptop / desktop yang mengakibatkan data penting hilang. Ada
baiknya bagi informasi yang sangat penting anda mencoba meng-enkrip data-data
tersebut menggunakan program enkripsi, seperti PGP (Pretty Good Privacy), agar
tidak bisa dilihat oleh pencuri.
Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh pengguna agar sistem mereka aman dari berbagai serangan di atas.
Beberapa diantaranya adalah:
- Berkonsultasi kepada personal system support
perusahaan anda, jika anda bekerja di rumah.
- Gunakan software anti virus.
- Gunakan firewall.
- Jangan membuka attachment e-mail yang tidak diketahui
asal muasalnya.
- Jangan menjalankan program yang asalnya tidak
meyakinkan.
- Disable hidden filename extensions
- Pastikan semua aplikasi (termasuk sistem operasi)
menggunakan yang paling baru.
- Matikan komputer atau putuskan hubungan dengan
jaringan pada saat tidak digunakan.
- Disable Java, JavaScript, & ActiveX jika
memungkinkan.
- Disable fitur scripting di program e-mail
- Lakukan backup secara regular akan data yang penting.
- Buat boot disk yang akan berguna pada saat komputer
anda rusak & di serang.
|